The time is...

Selasa, 15 Maret 2011

Asuhan Keperawatan pada anak dengan Bronchopneumonia




1. PENGERTIAN

Bronkopneumonia menurut Ngastiyah, 1997 dan Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo, 1994 merupakan salah satu pembagian dari pneumonia menurut dasar anatomis. Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam, seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing (Ngastiyah, 1997). Menurut Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo, 1994 pneumonia adalah radang pada parenkim paru.

2. PENGKAJIAN

a. Identitas.

Umumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak dapat mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain itu daya tahan tubuh yang menurun akibat KEP, penyakit menahun, trauma pada paru, anesthesia, aspirasi dan pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.

b. Keluhan utama.

Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare.atau diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.

c. Riwayat penyakit sekarang.

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.

d. Riwayat penyakit dahulu.

Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.

e. Riwayat kesehatan keluarga.

Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang lainnya.

f. Riwayat kesehatan lingkungan.

Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada musim hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan anggota keluarga perokok.

g. Imunisasi.

Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder.

h. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).

i. Pemeriksaan persistem.

1) Sistem kardiovaskuler.

Takikardi, iritability.

2) Sistem pernapasan.

Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan cuping hdidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada sputum/sekret. Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak dan pilek.

3) Sistem pencernaan.

Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian makanan/cairan personde.

4) Sistem eliminasi.

Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi (ringan sampai berat).

5) Sistem saraf.

Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.

6) Sistem lokomotor/muskuloskeletal.

Tonus otot menurun, lemah secara umum,

7) Sistem endokrin.

Tidak ada kelainan.

8) Sistem integumen.

Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit kering, .

9) Sistem penginderaan.

Tidak ada kelainan.

j. Pemeriksaan diagnostik dan hasil.

Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m3 dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan/mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar. Foto roentgen (chest x ray) dilakukan untuk melihat :

Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.

Luas daerah paru yang terkena.

Evaluasi pengobatan

Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa lobur.

Pada pemeriksaan ABGs ditemukan PaO2 <>

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. produk mukus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif.

b. Gangguan pertukaran gas b. d. peerubahan membrane alveolar.

c. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat.

d. Hipertermi b.d proses inflamasi paru

4. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. produk mukus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif.

Tujuan :

Jalan napas pasien akan paten

Kriteria hasil :

jalan napas bersih, batuk hilang, x ray bersih, RR 15 – 35 X/menit.

Intervensi :

1) Auskultasi bunyi napas

2) Kaji karakteristik secret

3) Beri posisi untuk pernapasan yang optimal yaitu 35-45 0

4) Lakukan nebulizer, dan fisioterapi napas

5) Beri agen antiinfeksi sesuai order

6) Berikan cairan per oral atau iv line sesuai usia anak.

Implementasi :

1) Melakukan pemeriksaan auskultasi untuk mengetahui kondisi pernafasan pasien dilakkan secara rutin 4 jam sekali

2) Melakukan pengkajian terhdap secret yang di keluarkan meliputi jumlah, warna

3) Memberikan posisi senyaman mungkin (semi fowler)

4) Memberikan terapi sesuai dengan advis tim medis

Evaluasi :

Jalan nafas pasien terbebaskan dari sekret dan pasien dapat bernafas dengan baik tanpa bantuan alat.

b. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat.

Tujuan :

Status nutrisi dalam batas normal

Kriteria hasil :

1) Berat badan bertambah 1 kg/ minggu

2) Tidak pucat

3) Anoreksia hilang

4) Bibir lembab

Intervensi :

1) Auskultasi bunyi usus

2) Kaji kebutuhan harian anak

3) Ukur lingkar lengan

4) Ketebalan trisep

5) Timbang berat badan setiap hari

6) Berikan diet pada anak sesuai dengan kebutuhannya

Implementasi :

1) Melakukan pemeriksaan auskultasi pada abdomen untuk mengetahui aktifitas bising usus

2) Mengkaji kebutuhan nutrisi pada anak

3) Melakukan pemeriksaan ukur lingkar lengan

4) Menimbang berat badan setiap hari

5) Melakukan kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diet yang tepat sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.

Evaluasi :

Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi dengan baik, dengan ditandai dengan penambahan berat badan anak per kg setiap minggunya

c. Hipertermi b.d proses inflamasi paru

Tujuan :

Suhu tubuh dalam batas normal

Kriteria hasil :

1) Suhu 37 derajat celcius

2) Klit hangat dan lembab

3) Membran mukosa lembab.

Intervensi :

1) Ukur suhu tubuh setiap 4 jam

2) Monitor jumlah sel darah putih

3) Atur agen antipiretik sesuai dengan perintah tim medis

4) Tingkatkan sirkulasi ruangan dengan kipas angin

5) Berikankompres air biasa

Implementasi :

1) Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital pasien setiap 4 jam sekali

2) Memonitor jumlah sel darah putih dengan melakukan kolaborasi dengan tim laboratorium

3) Memberikan terapi sesuai dengan advis tim medis

4) Meningkatkan sirkulasi udara di ruang perawatan dengan memberikan kipas angin

5) Memberikan kompres air biasa bila anak panas

Evaluasi :

Anak tidak panas dengan di tandai dengan suhu tubuh yang tidak lebih dari 37 derajat celcius

1 komentar:

  1. pengkajiannya tidak ada .....

    tolong ditambahkan ....
    terima kasih

    BalasHapus

silahkan berikankomentar pada posting yang saya buat, berikan saran maupun kritik yang pastinya nanti akan menjadikan blog ini menjadi lebih bermanfaat bagi kita semua...