The time is...

Selasa, 15 Maret 2011

Asuhan Keperawatan Anak Dengan Bronchitis




1. PENGERTIAN

Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran nafas akut (inflamasi bronkus) yang biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga disertai dengan trakeitis (Ngastiyah; 1997; 36).

Bronkitis biasa juga disebut dengan laringotrakeobronkitis akut atau croup dan paling sering menyerang anak usia 3 tahun (Ngastiyah; 1997; 37).

2. PENGKAJIAN

a. Riwayat penyakit masa lalu

Faktor pencetus timbulnya bronkitis (infeksi saluran pernafasan atas, adanya riwayat alergi, stress).

Frekwensi timbulnya wheezing, lama penggunaan obat-obat sebelumnya (paling akhir), riwayat asthma, adanya faktor keturunan terhadap alergi.

b. Pemeriksaan fisik

Peningkatan usaha dan frekwensi pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan (mungkin didapatkan adanya bentuk dada barrel/ tong), suara nafas (rales, ronchi, wheezing), peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, menunjukkan tanda dari terjadinya “failure respiratory” seperti diaporesis, kelelahan, penurunan kemampuan bereaksi “decreased responsiveness” dan cyanosis. Turgor kulit, ubun-ubun besar.

Perubahan pada pemeriksaan gas darah, perubahan pada eosinopil (pada hitung jenis darah), pemeriksaan pada foto thoraks.

c. Faktor pertumbuhan dan psikososial

Usia, seberapa jauh faktor pencetus mempengaruhi kehidupan sosial penderita, tingkat pengetahuan keluarga dan klien terhadap regimen pengobatan yang diberikan, mekanisme koping keluarga dan klien, kebiasaan yang dikaitkan dengan kenyamanan klien (waktu tidur, waktu istirahat dan benda kesayangan). Pengalaman dirawat di rumah sakit sebelumnya, kerabat keluarga dengan riwayat asthma.

d. Pengetahuan klien dan keluarga

Pengetahuan keluarga tentang pengobatan yang diberikan (nama, cara kerja, frekwensi, efek samping dan tanda-tanda terjadinya kelebihan dosis). Pengobatan non farmakologis “non medicinal intervenstions” seperti olahraga secara teratur serta mencegah kontak dengan alergen atau iritan (jika diketahui penyebab alergi), support sistem, kemauan dan tingkat pengetahuan keluarga.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronchospasme, edema mukosa, akumulasi mukus.

b. Resiko gangguan keseimbangan cairan (defisit) berhubungan dengan penurunan intake oral, dyspnoe, tacypnoe.

c. Hipertermi berhubungan dengan bakterimia, viremia

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rasa nausea, vomiting, malaise.

e. Kecemasan berhubungan dengan rasa sesak, penggunaan alat-alat medis yang asing (tak dikenal).

f. Kurang pengetahuan (pengobatan asthma, olah raga, alergen) berhubungan dengan terbatasnya informasi

4. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronchospasme, edema mukosa, akumulasi mukus.

Tujuan :

Jalan nafas bersih dan patent setelah mendapat tindakan keperawatan

Kriteria hasil :

1) Pada saat bernafas tidak menggunakan otot-otot bantu

2) frekwensi nafas dalam batas normal

3) suara nafas normal

Intevensi :

1) Jelaskan pada klien dan keluarga beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses pengeluaran sekret.

2) Anjurkan kepada klien dan keluarga agar memberikan minum lebih banyak dan hangat kepada klien

3) Lakukan fisioterapi nafas dan latihan batuk efektif

4) Kolaborasi dalam pemberian ekspektoran.

5) Observasi: Pernafasan (rate, pola, penggunaan otot bantu, irama, suara nafas, cyanosis), tekanan darah, nadi, dan suhu

Implementasi :

1) Menjelaskan kepada pasien dn keluarga tentang tindakan yang perlu dilakukan untuk memudahkan dalam pengeluaran sekret

2) Menganjurkan kepada keluarga untuk minum lebih banyak agar sekret menjadi mudah keluar

3) Mengajarkan kepada pasien batuk efektif dan menerapkan fisioterapi nafas

4) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberisan ekspetoran

5) Melakukan pemeriksaan fisik khsusnya pada pernafasan dengan cara melakukan auskultasi suara nafas, inspeksi adanya tarikan otot dinding dada, irama dan juga tanda tanda vital.

Evaluasi :

Nafas pasien lebih efektif, tidak terdapat tarikan otot dinding dada, irama bagus dan tidak terdapat suara tambahan pada saat ekspirasi ataupun inspirasi.

b. Resiko gangguan keseimbangan cairan (defisit) berhubungan dengan penurunan intake oral, dyspnoe, tacypnoe.

Tujuan:

Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan selama dalam masa perawatan

Kriteria Hasil :

1) Produksi urine dalam batas normal

2) Denyut nadi dalam batas normal dan teraba penuh

3) Ubun ubun besar, datar

4) Mata tidak cowong

Intervensi :

1) Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang manfaat dari pemberian minum yang adekuat

2) Anjurkan kepada keluarga untuk memberi minum yang adekuat

3) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan parenteral

4) Observasi intake dan output

Implementasi :

1) Mejelaskan arti pentingnya minum untuk kesehatan tubuh

2) Melakukan kolaborasi dengan timmedis dalam pemberian cairan parenteral

3) Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital setiap 4 jam sekali.

Evaluasi :

Keseimbangan cairan intake dan output pasien normal dengan ditandai tanda tanda vital yang normal dan tidak terdapat panas

c. Hipertermi berhubungan dengan bakterimia, viremia

Tujuan :

Suhu tbuh dalam batas normal setelah mendapat tindakan keperawatan

Kriteria hasil :

1) Suhu tubuh dalam batas normal,

2) Tekanan darah dalam batas normal dan respirasi dalam batas normal

Intervensi :

1) Jelaskan kepada keluarga tindakan perawatan yang akan dilakukan

2) Berikan kompres

3) Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum lebih banyak

4) Anjurkan kepada keluarga dan klien memakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat klien

5) Kolaborasi dengan timmedis dalam pemberian antipiretik

6) Melakukan observasi tanda tanda vital setiap 4 jam sekali

Implementasi :

1) Jelaskan kepada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan dengan kata kata yang jelas

2) Berikan kompres (6 tempat) bila panas

3) Menganjurkan kepada keluarga untuk minum lebih banyak

4) Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum lebih banyak akrena dapat mengurangi panas dalam tubuh

5) Memberiikan terapi sesuai dengan advis tim medis sesuai dengan kondisi pasien

6) Melakuakan observasi tanda tanda vial setiap 4 jam seklai.

Evaluasi :

Pasien tidak panas dan tanda tanda vitral pasien dalam batas normal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berikankomentar pada posting yang saya buat, berikan saran maupun kritik yang pastinya nanti akan menjadikan blog ini menjadi lebih bermanfaat bagi kita semua...