The time is...

Selasa, 15 Maret 2011

Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan DHF



ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE

1. PENGERTIAN

DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).

2. PENGKAJIAN

a. Identitas

DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 )

1) Keluhan Utama

Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.

2) Riwayat penyakit sekarang

Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.

3) Riwayat penyakit terdahulu

Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.

4) Riwayat penyakit keluarga

Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.

5) Riwayat Kesehatan Lingkungan

Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.

6) Riwayat Tumbuh Kembang

Pengkajian Per Sistem

(a) Sistem Pernapasan

Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.

(b) Sistem Persyarafan

Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS

(c) Sistem Cardiovaskuler

Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

(d) Sistem Pencernaan

Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.

(e) Sistem perkemihan

Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.

(f) Sistem Integumen.

Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.

b. Pemeriksaan Diagnosis

Trombositopeni ( £ 100.000/mm3)

Hb dan PCV meningkat ( ³ 20% )

Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )

Isolasi virus

Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder

Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN, creatinin serum.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue

b. Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya ciran intravaskuler ke ekstravaskuler

c. Resiko terjadi perdarahn berhubungan dnegan penurunan factor-fakto pembekuan darah ( trombositopeni )

4. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Hipertermie berhubungan dengan proses infeksi virus dengue

Tujuan :

Suhu tubuh normal

Kriteria hasil :

1) Suhu tubuh antara 36 – 37

2) Nyeri otot hilang

Intervensi :

1) Beri kompres air kran

2) Berikan / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )

3) Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat

4) Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.

5) Pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.

Implementasi :

1) Memberikankompres dengan menggunakan air kran

2) Menganjurkan kepada pasien dan kelurag pasien untuk mengkonsumsi cairan lebih banyak

3) Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat

4) Melakukan observasi balance cairan (intak dan output)

5) Memberikan terapi sesuai dengan advis tim medis sesuai dengan kondisi pasien

Evaluasi :

Pasien tampak lebih nyaman dan nyei pada otot hilang.

b. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

Tujuan :

Tidak terjadi devisit voume cairan

Kriteria hasil :

1) Input dan output seimbang

2) Vital sign dalam batas normal

3) Tidak ada tanda presyok

4) Akral hangat

5) Capilarry refill <>

Intervensi :

1) Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih sering

2) Observasi capillary Refill

3) Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJ

4) Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )

5) Pemberian cairan intravena

Implementasi :

1) Melakukan observasi tanda tanda vital setiap 3 jam sekali atau lebih sering

2) Melakukan observasi capilary refill

3) Melakuakn observasi dan mencatat balance cairan (intake dan output)

4) Menganjurkan kepada pasien dan keluarga untuk makan dan minum lebih banyak

5) Memberikan terapi sesuai dengan advis tim medis sesuai dengan kondisi pasien

Evaluasi :
kebutuhan cairan pasien terpenuhi dengan ditandai catatan jumlah cairan yang masuk dan keluar yang seimbang dan tanda tanda vital pasien normal.

c. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah ( trombositopeni )

Tujuan :

Tidak terjadi perdarahan

Kriteria hasil :

TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit reguler, pulsasi kuat

Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkat

Intervensi :

1) Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.

2) Monitor trombosit setiap hari

3) Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )

4) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan spt : hematemesis, melena, epistaksis.

5) Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah.

6) Kolaborasi dengan tim medis

Implementasi :

1) Melakuan observasi terhadap penurunan trombosit dengan melakukan kolaborasi dengan tim laboratorium

2) Menganjrkan pasien untuk bed rest total

3) Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasiendan keluarga pasien tentang bahaya penyakit dan bagaimana cara mengatasinya

4) Mengantisipasi adanya tanda perdarahan

5) Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi sesuai dengan kondisi pasien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berikankomentar pada posting yang saya buat, berikan saran maupun kritik yang pastinya nanti akan menjadikan blog ini menjadi lebih bermanfaat bagi kita semua...