The time is...

Selasa, 15 Maret 2011

Asuhan Keperawatan Pada anak Dengan Hidroshepalus




1. PENGERTIAN

Merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan – jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid.

Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang – ruang tempat mengalirnya liquor

2. PENGKAJIAN

a. Anamnese

1) Riwayat penyakit / keluhan utama

Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer.

2) Riwayat Perkembangan

Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis keras atau tidak.

Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku.

Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur.

Keluhan sakit perut.

b. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi :

§ Anak dapat melioha keatas atau tidak.

§ Pembesaran kepala.

§ Dahi menonjol dan mengkilat. Sertas pembuluh dara terlihat jelas.

2) Palpasi

§ Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.

§ Fontanela : Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehingga fontanela tegang, keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.

3) Pemeriksaan Mata

§ Akomodasi.

§ Gerakan bola mata.

§ Luas lapang pandang

§ Konvergensi.

§ Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas.

§ Stabismus, nystaqmus, atropi optic.

c. Observasi Tanda –tanda vital

1) Didapatkan data – data sebagai berikut :

§ Peningkatan sistole tekanan darah.

§ Penurunan nadi / Bradicardia.

§ Peningkatan frekwensi pernapasan.

2) Diagnosa Klinis :

§ Transimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan lokalisasi dari pengumpulan cairan banormal. ( Transsimulasi terang )

§ Perkusi tengkorak kepala bayi akan menghasilkan bunyi “ Crakedpot “ (Mercewen’s Sign)

§ Opthalmoscopy : Edema Pupil.

§ CT Scan Memperlihatkan (non – invasive) type hidrocephalus dengan nalisisi komputer.

3) Radiologi : Ditemukan Pelebaran sutura, erosi tulang intra cranial.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman: Nyeri sehubungan dengan meningkatkanya tekanan intracranial

b. Kecemasan Orang tua sehubungan dengan keadaan anak yang akan mengalami operasi

c. Potensial Kekurangan cairan dan elektrolit sehubungan dengan intake yang kurang diserta muntah

4. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman: Nyeri sehubungan dengan meningkatkanya tekanan intrakranial .

Tujuan ;

Klien akan mendapatkan kenyamanan, nyeri kepala berkurang

Kriteria hasil :

1) Pasien dapat menunjukkan rasa nyaman

2) Pasien tidak tampak kesakitan

Intervensi :

1) Jelaskan Penyebab nyeri.

2) Atur posisi Klien

3) Ajarkan tekhnik relaksasi

4) Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian Analgesik

Implementasi :

1) Menjelaskan penyebab nyeri kepada pasien agar pasien meras lebih nyaman dan tenang dengan kondisinya

2) Memberikan posisi senyaman mungkin kepada pasien, sesuadi engan kondisi pasien.

3) Mengajarkan teknik relaksasasi dan distraksi kepada pasien

4) Memberikan terpai sesuai dengan advis tim medis sesusi dengan kondisi pasien

Evaluasi :

Pasien tampak nyaman dan tidak menunjukkan tanda tanda kesakitan.

b. Kecemasan Orang tua sehubungan dengan keadaan anak yang akan mengalami operasi.

Tujuan :

Kecemasan orang tua berkurang atau dapat diatasi.

Kriteria hasil :

1) Keluarga mengeri dengan tindakan medis yang akan dilakukan kepada pasien

2) Orang tua pasien tidak merasa cemas.

Intervensi :

1) Dorong orang tua untuk berpartisipasi sebanyak mungkin dalam merawat anaknya.

2) Jelaskan pada orang tua tentang masalah anak terutama ketakutannya menghadapi operasi otak dan ketakutan terhadap kerusakan otak.

3) Berikan informasi yang cukup tentang prosedur operasi dan berikan jawaban dengan benar dan sejujurnya serta hindari kesalahpahaman.

Implementasi :

1) Mendorong orang tua untuk ikut berpartisipasi dalam tindakan medis yangakan dilakukan kepad pasien

2) Menjelaskan kepada orang tua tentang penyakit yang diderita anaknya dan menjelaskan kepada keluarga tentang tindakan medis yang akan dilakukan kepada pasien.

3) Memberikan tindakam operasi yang akan dilakukan kepada pasien, dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan kata kata yang mudah dimengerti.

Evaluasi :

Keluarga tampak lebih tenang dan keluarga lebih mengerti dengan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.

c. Potensial Kekurangan cairan dan elektrolit sehubungan dengan intake yang kurang diserta muntah.

Tujuan :

Tidak terjadi kekurangan cairan dan elektrolit.

Kriteria hasil :

1) Pasien tidak menunjukkan adanya tanda tanda kekurangan cairan

2) Balance intake dan outpu pasien

Intervensi :

1) Kaji tanda – tanda kekurangan cairan

2) Monitor Intake dan out put

3) Berikan therapi cairan secara intavena.

4) Atur jadwal pemberian cairan dan tetesan infus.

5) Monitor tanda – tanda vital.

Implementasi :

1) Mengkaji adanya tanda tanda kekurangan cairan pada pasien

2) Memonitor intake dan ouput pasien dengan melakukan pendokumentasian jumlah cairan pasien pada status pasien

3) Memberikan terpai intra vena sesuai dengan advis timmedis

4) Mengatur jadwal pemberian cairan intra vena dan menghitung jumlah tetesan infus dengan benar seusai denan jumlah kebutuhan cairan pasien

5) Melakukan observasi tanda tanda vital pasien setiap 4 jam sekali

Evaluasi :

Pasien tidak menunjukan adanya tanda tanda kekurangan cairan dengan di tandai intake output yang seimbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berikankomentar pada posting yang saya buat, berikan saran maupun kritik yang pastinya nanti akan menjadikan blog ini menjadi lebih bermanfaat bagi kita semua...