The time is...

Selasa, 15 Maret 2011

Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kwashiorkor




1. PENGERTIAN

Kwashiorkor adalah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein.

Kwashiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita).

2. PENGKAJIAN

a. Anamnese

1) Identitas pasien, meliputi: nama, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan saat pengkajian, nama orang tua, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, umur orang tua, agama, jumlah saudara kandung, jumlah anggota keluarga, alamat rumah (Depkes, 1989).

2) Riwayat penyakit sekarang,: kapan anak mulaimenampakan tanda-tanda penyakit kwashiorkor ini, seperti mulai kapan kulit anak mengelupas, rambut berubah warna, tampak adema seluruh tubuh, diare, dan bagaimana nafsu makan anak.

3) Riwayat kesehatan, meliputi: riwayat pre natal selama masa hamil, riwayat natal, keadan saat persalinan, dengan menolong persalinan, berat badan, dan panjang badan saat lahir, keadaan setelah lahir, riwayat neonatal, riwayat imunisasi, dan riwayat tumbang.

4) Riwayat penyakit dahulu, apakah anak menderita penyakit sampai diopname, penyakit apa dan berapa lama dirawat serta bagaimana pengobatannya.

5) Riwayat keluarga, apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan pasien, atau menderita penyakit seperti asma, TBC, jantung, DM.

6) Pola-pola fungsi kesehatan meliputi;

Pola nutrisi : Bagaimana pola makan sehari-hari anak, jenis makanan yang dikonsumsi, dan bagaimana nafsu makan.

Pola Eliminasi : Bagaimana aktivitas eliminasi alvi dan miksi sehari-hari, apakah ada keluhan, adakah diare, berapa lama.

Pola aktivitas : Kebiasaan aktivitas kegiatan yang dilakukan sehari-hari, apakah ada gangguan aktivitas setelah sakit.

7) Pola istirahat dan tidur: berapa lama anak biasa tidur, apakah ada gangguan atau tidak.

b. Pengkajian Fisik

1) Keadaan umum yang meliputi: kesadaran Composmentis, lemah, rewel, kebersihan kurang, berat badan, tinggi badan, nadi, suhu, dan pernapasan.

2) Kepala : lingkar kepala, warna rambut, UUB sudah menutup atau belum

3) Muka : sembab karena odema, tampak moonface

Mata : apakah ada ikterus, anemi ataupun infeksi pada mata

Telinga : apakah ada tanda-tanda infeksi

Hidung : apakah ada sekret, bagaimana pernapasannya,

terpasang sonde

Mulut : Stomatitis, lesi, mukosa bibir, gigi tumbuh

4) Tenggorokan : apakah ada tanda pembesaran tonsil, tanda-tanda peradangan.

5) Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku kuduk, pembesaran kelenjar limfe.

6) Torax : apakah ada lingkar dada, adakah tarikan dinding dada, wheezing, ronchi.

7) Abdomen : apakah ada meteorismus, acites, bising usus, apakah ada pembesaran hepar.

8) Extremitas Atas : Linkar lengan atas, akral hangat, odema

Bawah : Odema,

9) Kulit : adakah Crazy pavement dermatosis, keadaan turgor kulit, odema

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

b. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan s/d diare, muntah, tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan.

c. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan nutrisi.

4. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Tujuan:

Kebutuhan nutrisi. Terpenuhi

Kriteria hasil:

1) Berat badan sesuai dengan umur.

2) Nafsu makan kembali normal.

3) Tanda-tanda kwashiorkor berkurang/hilang.

Intervensi :

1) Kaji faktor penyebab gangguan kebutuhan gizi.

2) Berikan makanan bertahap dan formula mudahdicerna, pekat protein.

3) Berikan Modisco ½, 1, atau 2, atau 3 sesuai kebutuhan

4) Observasi berat badan setiap hari.

5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi sesuai dengan kondisi pasien

Implementasi :

1) Melakukan pengkajian terhadap pasien tentang penyebab gangguan kebutuhhan gizi

2) Memberikan makanan bertahap dan formula yang mudah di cerna dan tinggi akan protein

3) Memberikan modisco dengan melakukan kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberiian terapi yang tepat

4) Menimbang berat badan setiap pagi

5) Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi sesuai dengan kondisi pasien.

Evaluasi :

Berat badan menjadi normal, nafsu makan kembali normal dan tidak terdapat tanda tanda kwashiorkor pada pasien

b. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan s/d diare, muntah, tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan.

Tujuan :

Mempertahankan keseimbangan elektrolit dan volume cairan.

Kriteria hasil:

1) Pasien tidak diare.

2) Muntah teratasi.

3) Tanda-tanda dehidrasi tidak nampak.

4) Turgor kulit baik.

Intervensi :

1) Observasi tanda-tanda vital.

2) Kaji status hidrasi (turgor kulit).

3) Observasi jumlah dan tipe masukan cairan.

4) Observasi diare.

5) Atur pola diit untuk mengatasi muntah dengan cara makan sedikit-sedikit tapi sering, bila masih muntah, pasang sonde.

Implementasi :

1) Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital pada pasien tiap 4 jam sekali

2) Mengkaji hidrasi pasien dengan melihat tuirgor kulit, balance intake output.

3) Melakukan observasi jumlah dan tipe masukan cairan yang dikonsumsi oleh pasien

4) Melakukan pengkajian apakah pasien masih diare

5) Lakukan kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit yang tepat sesuai dengan kondisi pasien

Evaluasi :

Pasien menunjukkan hidrasi yang baik dengan di tandai oleh kondisi pasien yang semakin baik, pasien tidak diare, turgor kulit baik dan berat badan pasien stabil.

c. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosi dan kebutuhan nutrisi.

Tujuan:

Pengetahuan keluarga bertambah.

Kriteria hasil:

1) Keluarga mengerti dan memahami isi penyuluhan.

2) Dapat mengulangi isi penyuluhan.

3) Mampu menerapkan isi penyuluhan di rumah sakit dan nanti sampai di rumah.

Intervensi :

1) Tentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar.

2) Jelaskan tentang:

- Nama penyakit anak.

- Penyebab penyakit.

- Akibat yang ditimbulkan.

- Pengobatan yang dilakukan.

3) Jelaskan tentang:

- Pengertian nutrisi dan pentingnya.

- Pola makan yang betul untuk anak sesuai umurnya.

- Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin terutama banyak mengandung protein.

4) Beri kesempatan keluarga untuk mengulangi isi penyuluhan.

5) Anjurkan keluarga untuk membawa anak kontrol di poli gizi setelah pulang dari rumah sakit.

Implementasi :

1) Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluaga tentang penyakit yang di derita pasien dan juga kesiapan pasien dan keluarga untuk belajar.

2) Membeikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita, penyebab, akibat dari penyakit dan pengobatan yang bisa dilakukan untuk penyakit pasien.

3) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga nya tentang pola makan yang baik untuk pasien dengan penyakit tersebut.

4) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengulang materi yang telah di berikan

5) Menganjurkan kepada keluarga untuk melakukan kontrol secara rutin ke tempat kesehatan terdekat, agar pengobatan tuntas.

Evaluasi :

Pasien lebih mengerti tentang penyakit yang diderita oleh pasien, dan keluarga tidak bertanya tanya lagi tentang penyakit yang diderita pasien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berikankomentar pada posting yang saya buat, berikan saran maupun kritik yang pastinya nanti akan menjadikan blog ini menjadi lebih bermanfaat bagi kita semua...